^_^ --- Selamat Memasuki Blognya Kang Soerya --- Jangan Lupa Postkan Komentar --- Semoga Bermanfaat --- ^_^

Selasa, 26 April 2011

Al-Farghani


Sejarah mencatat peradaban Islam telah mencetak sejumlah ahli rancang bangun atau insinyur sipil terkemuka yang karya-karyanya hingga kini menjadi rujukan. Salah satunya adalah Al-Farghani. Insinyur sipil Muslim abad ke-9 M itu bernama lengkap Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Katsir Al-Farghani. Ilmuwan yang terlahir di Farghana, Turkistan Barat, itu di dunia Barat dikenal sebagai Alfaraganus.

Menurut sejarawan Ibnu Tughri Birdi, Al-Farghani dipercaya untuk mengawasi pembangunan Nilometer di Fustat. Pembangunan megaproyek Nilometer itu rampung pada 861M bersamaan dengan meninggalkannya Khalifah Al-Mutawakkil. Namun, Nilometer yang dibangun Al-Farghani ini mengalami restorasi pada masa pemerintahan Gubernur Ibnu Tulun antara tahun 872 dan 873 M.

Bangunan ini kembali mengalami perbaikan pada 1092 atas perintah Khalifah Fatimiyah, Al-Mustansir. Saat Prancis melakukan ekspansi militer ke wilayah Mesir, Nilometer termasuk salah satu bangunan yang dibombardir pasukan Prancis. Akibat gempuran tentara Perancis, bagian kubah

Nilometer mengalami kerusakan paling parah, kendati kemudian dibangun lagi kubah baru pada 1825.

Proyek lainnya yang digarap Al-Farghani adalah penggalian kanal Al-Jafari. Ia ditugaskan oleh dua putra Khalifah Al-Mutawakkil, yakni Muhammad dan Ahmad, untuk mengawasi proyek penggalian kanal itu. Kanal itu melalui kota baru Al-Jafariyah yang dibangun Al-Mutawakkil dekat Samarra di Tigris. Al-Farghani saat itu memerintahkan penggalian kanal dengan membuat hulu kanal digali lebih dalam dibandingkan bagian lainnya.

Sayangnya, proyek penggalian kanal Al-Jafari ini tidak berjalan sukses. Sebab, kanal itu tak bisa mengalirkan air dengan baik, kecuali bila ketinggian Sungai Tigris sedang tinggi. Konon, khalifah pun sempat marah karena Al-Farghani ternyata salah perhitungan. Namun, hitungan Al-Farghani kemudian dibenarkan oleh seorang pakar teknik lain--nya yang juga berpengaruh, yaitu Sind ibnu Ali. Sind membenarkan perhitungan yang dilakukan Al-Farghani. Paling tidak ini membuat khalifah menerima kebijakan tersebut.

Astronom

Sebelum terjun dalam bidang teknik sipil, sejatinya Al-Farghani adalah seorang astronom. Al-Farghani begitu populersebagai astronom karena mampu menetapkan diameter bumi sejauh 6.500 mil serta menemukan diameter planet-planet.

Salah satu karyanya yang terkenal adalah Kitab fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilmu al-Nujum (Elemen-elemen Astronomi). Buku ini mengulas mengenai gerakan celestial dan kajian atas bintang.

Pada abad ke-12 M, buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan memberikan pengaruh besar bagi perkembangan astronomi di Eropa sebelum masa Regiomontanus. Al-Farghani memang mengadopsi teori-teori Ptolemeus, tetapi kemudian ia kembangkan lebih lanjut. Hingga akhirnya ia mampu membentuk teorinya sendiri.

Terkenalnya karya Al-Farghani ini disebabkan adanya upaya penerjemahan atas karyanya tersebut. Dua terjemahan The Elements of Astronomy da\am bahasa latin ditulis pada abad ke-12. Salah satunya ditulis oleh John Seville pada 1135 yang kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada 1460-an.

Sedangkan terjemahan lainnya ditulis oleh Gerard Cremona sebelum 1175. Karya selanjutnya disusun oleh Dante yang dilengkapi oleh pemahaman dirinya mengenai astronomi dan ia masukan dalam karyanya, La Vita Nuova. Seorang ilmuwan Yahudi, Jacob Anatoli, menerjemahkannyapula ke dalam bahasa Yahudi.

Ini menjadi versi latin ketiga yang dibuat pada 1590. Dan pada 1669Jacob Golius menerbitkan teks latin yang baru. Bersamaan dengan karya-karya tersebut, banyak ringkasan karya Al-Farghani yang beredar di kalangan saintis dan ini memberikan kontribusi bagi perkembangan pemikiran Al-Farghani di Eropa.

Kelak kemudian hari, The Elements of Astronomy diakui memang sebagai sebuah karya yang sangat berpengaruh. Seorang ilmuwan bernama Abd al-Aziz al-Qabisi memberikan komentar atas karya Al-Farghani tersebut, yang kemudian komentar Abd al-Aziz ini tersimpan di Istanbul sebagai manuskrip yang sangat berharga.

Manuskrip lainnya juga banyak bertebaran di berbagai perpustakaan yang ada di Eropa. Ini membuktikan pula bahwa pemikiran Al-Farghani menjadi acuan dalam perkembangan astronomi di Eropa.

Di era kepemimpinan Khalifah Al-Mutawakkil, ia memutuskan untuk terjun di bidang teknik sipil. Pada 987 M, Ibnu Al-Nadim mengungkapkan, Al-Farghani berhasil menulis dua buku penting dalam bidang teknik, yakni Kitab al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti dan Kitab Amal Al-Rukhmat atau "Book on the Constructions Of Sun-dials", a ed syahruddln el-flkri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar